Menikmati kelezatan Tahu Baxo Bu Pudji Khas Kota Ungaran
membuat gue selalu teringat pada usaha rintisan Bu Pudji dari nol, saat Tahu
Baxo tersebut masih dalam bentuk gerobak dan cuma mangkal di beberapa lokasi
yang ramai di Kota Ungaran, sebuah kabupaten di dekat Ibukota Provinsi Jawa
Tengah, Semarang. Itulah kenapa Tahu Baxo ini sekarang juga dikenal sebagai
oleh-oleh alternatif lain dari kota Semarang, selain bandeng, wingko babat dan
juga lumpia.
http://www.semarangcoret.com/2016/01/berburu-tahu-baxo-bu-pudji-di-ungaran.html |
Saat itu, gue masih SMP kelas 1, sekitar tahun 2000-an. Gue bersekolah
di salah satu SMP Negeri favorit di Kota Ungaran yang memang terletak di tepi
jalan raya utama kota tersebut. Setiap siang menjelang sore, mas-mas penjual
tahu baso tersebut rajin mangkal di depan sekolah kami, lengkap dengan gerobak
yang sudah dilengkapi tahu baso siap goreng, penggorengan, minyak dsb. Gue masih
inget saat itu harga 1 buah tahu baso hanya dibanderol Rp 250,- saja. Gue juga inget
banget, uang saku gue yang cuma seribu rupiah, bisa mendapatkan 4 buah tahu
baxo yang lezat, cocok untuk pengganjal perut saat istirahat atau sebelum
kegiatan ekstrakulikuler. Tapi meskipun hits saat gue SMP, ternyata Bu Pudji merintis usahanya dari tahun 1996, saat gue bahkan masih SD.
Tahun 2003, gue yang sudah menjadi siswi SMA di salah satu
SMA Negeri favorit kota tersebut juga, yang hanya berjarak 500 meter dari
sekolah SMP gue, tahu baxo tersebut masih gue temui dengan menggunakan gerobak. Kali
ini si mas-mas rajin pindah-pindah tempat, dari lokasi di mantan SMP gue, kemudian ke depan SMA
gue (di sini si mas-mas tersebut mangkal agak lama, soalnya SMA gue
bersebelahan sama Masjid Agung Istiqomah, masjid raya terbesar di kota Ungaran
saat itu yang lumayan rame hiruk pikuk kegiatan islaminya, termasuk sekolah
TK/SD yang berada di dalamnya, ceramah yang diikuti jamaah dan jauh lebih ramai
ketika sholat jumat tiba).
Tentunya, tahun berganti harga yang dibanderol untuk buah
tahu baso pun meningkat. Hal ini wajar, karena beliau memakai olahan daging
sapi yang banyak. Berbeda dengan tahu baso di pasaran yang lebih banyak tepung
patinya. Seingat gue, saat itu sudah mulai menginjak Rp 500,- per tahunya. Dan ketika
gue naik kelas ke kelas 2, harganya menyesuaikan menjadi Rp 750,-.
FYI aja, keluarga gue lumayan sering memborong tahu baso Bu Pudji
untuk acara arisan, pengajian dan bahkan hanya untuk sekedar santap sore, saat
kami sekeluarga berkumpul menonton tv.
Menjelang gue kelas 3, gue udah fokus dengan ujian akhir,
sehingga gue lebih banyak menghabiskan waktu gue di dalam kelas, dan gue
menjadi kurang up date mengenai tahu baxo favorit gue ini. Meskipun di rumah
terkadang keluarga gue masih menyajikan tahu baxo tersebut untuk menemani gue
belajar. Saat itu, gue dengar Bu Pudji telah berhasil membangun gerai pertamanya
sekitar 1 km dari rumah gue. Sehingga konsumen dan pelanggan tetapnya tidak
perlu pesan ke rumah beliau (sebelumnya seperti itu) jika ingin membeli dalam
jumlah sedikit maupun banyak.
Saat gue kuliah di kota tetangga, sebuah universitas swasta
di kota Salatiga, gue kadang ditanya teman-teman kuliah gue, apakah gue dekat
dengan gerai jual Tahu Baso Bu Pudji. Gue heran, mereka yang berasal dari
daerah lain mengenal tahu baxo kota gue dan bahkan tertarik untuk membelinya
dengan menitipkan uangnya ke gue.
Saat itu gue lumayan sering dititipin tahu
baso ini oleh mereka. Seingat gue pula, saat tahun 2006-2007, tahu baso Bu Pudji
semakin terkenal. Setiap gue mendatangi gerainya, banyak bus-bus wisata dari
berbagai kota mampir untuk memborong tahu baso Bu Pudji. Antrian pun tak
terelakkan. Bahkan saat itu pernah dibatasi per satu orang pembeli hanya boleh
membeli 2 dus saja karena antrian yang mengular.
Insting bisnis Bu Pudji tak berhenti, beliau mulai
menjajakan oleh-oleh khas dari daerah lain yang ikut diletakkan di dalam gerainya,
agar pembeli bisa memperoleh alternatif lain selain tahu baxo saja sebagai oleh-oleh. Selain itu,
beliau juga menambahkan sedikit area tambahan untuk kedai mie baso
kecil-kecilan dengan bahan baku yang hampir sama dengan tahunya, di dalam gerai tersebut.
Saat gue lulus kuliah dan keluarga gue pindah ke Jakarta,
sekitar tahun 2010, Bu Pudji beberapa kali pindah lokasi untuk memperluas
bisnisnya (masih di kota Ungaran), karena lokasi yang lama sudah tidak
memungkinkan dalam hal parkir dan kenyamanan. Saat itu harga tahu baxo Bu Pudji
sudah menjadi Rp 2,000 per tahunya. Hal yang lumrah mengingat harga bahan bau
utamanya yaitu daging sapi, mengalami peningkatan yang cukup tajam.
https://ksmtour.com/pusat-oleh-oleh/oleh-oleh-khas-semarang/tahu-bakso-pudji-meski-sederhana-namun-lezat.html |
Sampai hari ini, 7 tahun kemudian, gue masih terkadang menitip tahu baxo lewat bokap gue, yang kadang masih ada urusan di kota lama gue. Dalam kepengurusan traveling-nya yang lumayan sering bokap gue mengandalkan banyak online booking salah satunya adalah LADITA TOUR untuk mengatur akomodasinya. Di web ini gampang banget untuk semua traveler yang ingin booking pesawat, hotel bahkan rental mobil.
http://www.laditatour.com/ |
Kalopun setiap traveling, beliau gak sempet beliin keluarganya
oleh-oleh, gue sekeluarga mengandalkan online shipping salah satunya di
OMIYAGO, sebuah portal oleh-oleh dari banyak sekali daerah di Indonesia. Jadi kalo
gue lagi kangen masakan daerah gue, gue tetap bisa menikmatinya. Dan Tahu Baxo
Bu Pudji juga ada lho di OMIYAGO, so kalo bokap gak sempat buat beliin gue
sebagai salah satu Oleh-oleh Indonesia favorit gue ketika pulang, gue masih
bisa order lewat webnya.
http://www.omiyago.com/id/ |
No comments:
Post a Comment