Holla. I can believe it Saturday and the scream day was over!
Dan setelah saya melalui berbagai rintangan, drama kehidupan yang super lebey sebelum hari H, support orang – orang yang malam sebelum hari H banyak mampir di handphone saya cuma buat bilang good luck dan semacamnya, insomnia saya yang ngga sembuh – sembuh, bertengkar sama pacar, akhirnya saya dinyatakan:
LULUS.
Tau nggak, itu hal yang menyenangkan banget tau. Akhirnya saya lulus. Meskipun revisinya banyak banget. #melirik tumpukan kertas revisi dari dosen penguji.
Tapi seenggaknya saya lulus. Dan itu adalah sesuatu yang rasanya indah banget dan nggak bisa dibayar dengan apapun. Banyak banget yang suka duka yang saya lewati sebelum hari H. dan kalo saya bilang itu nggak mudah, itu beneran nggak mudah. #mengalun lagu All by My Self :D
Ketika orang – orang yang kamu sayangi nggak ada di sampingmu dan kata – kata mereka cuma ada di sms. Ketika kamu harus menyiapkan apapun sendirian. Ketika akhirnya pagi – pagi sebelum berangkat ke tempat sidang, saya harus sms sahabat buat nganterin saya, karena repot banget kalo jalan. #Makasih banget, one of bestfriends ever saya, si Bagus, yang mirisnya jadwal sidang dia belum keluar sama sekali saat itu.
Ketika malamnya saya malah diam – diaman sama si pacar, dan bertengkar nggak jelas. Ketika Ayah saya cuma sms singkat kaya gini: “Jangan lupa baca Al – Fatihah.” Gitu doang. Ketika pas sidang yang nungguin di samping saya, bukan keluarga, bahkan nggak ada satupun dari mereka, tapi sahabat – sahabat tercinta saya, yang saya nggak pernah berhenti bersyukur mengenal mereka. #Thanks for everything, Monna, Nova, Bagus, Vivi, Putra, Farida cs, errr, siapa lagi ya, hehe.
Bukannya bikin down, itu semua bikin saya tambah kuat. Bikin saya ngerasa didorong untuk melakukan yang terbaik, karena ini adalah The Last Stand saya. Itu semua, rintangan dan ke melo – meloan itu adalah cobaan untuk menguji kekuatan saya.
Nasib saya, yang kebetulan sama persis terjadi sama Vivi, #teman satu kos saya yang sidang hari itu juga dan sekarang deket banget sama saya, waktu kita sama – sama siap – siap pas pagi harinya, saya dengar dia bilang kaya gini:
“Seandainya ayah kita di sini, dia pasti bisa anterin kita pagi – pagi. Seandainya ibu kita ada, dia bakalan siapin sarapan dan kita nggak kelaparan setengah mati kayak gini. Ato sodara kita, nemenin kita tidur tadi malam, jadi kita nggak ngerasa sendirian dan takut sampe insomnia kaya semalem. Ato seenggaknya pacar, nyupport kita, dan nemenin kita dari pagi, sidang sampe nganterin pulang.”
Saya narik napas. Seandainya. Saya jadi mikir, kami berdua sama – sama nggak punya keberuntungan seperti itu. Kami cuma punya satu sama lain. Finally, saya baru tau kalo kata seandainya selalu saja cuma jadi bagian dari mimpi seseorang. Dan betapa beruntungnya orang – orang yang tinggal sama keluarga mereka.
“ Tapi, aku bersyukur, Vi. Aku ada kamu,” kata saya. *Udah mirip nembak cewek belom, hahah….
Saya udah mendadak melo ingat kata – kata Vivi tadi. Nasib kami yang sama – sama jauh dari siapapun. Sama – sama ngelewati malam dan nggak bisa tidur nyenyak. #Sampe mutusin tidur bareng. Sama – sama bertengkar sama pacar semalaman. #Hati – hati lho sama pacar kalian yang mau sidang, haha. Sensitif setengah mati, itu pasti.
Anyway, apapun, saya berterimakasih atas segala yang telah saya dapatkan sampai hari ini, Tuhan. Saya nggak tau apa – apa soal takdir dan garis kehidupan seorang manusia. Tapi saya banyak belajar, segala sesuatu terjadi pasti ada alasannya. Meski kadang nggak ngenakin. Dan saya nggak akan jatuh karena itu semua. Saya cukup kuat dan harus kuat untuk menopang orang lainnya.
Finally, saya menutup postingan saya dengan lagu Chantal Kreviazuk yang berjudul Feels Like Home.
Chao!
3 comments:
Congrats yaaaa...
Finally, you've got your title...
Hoho.
Begitu buka blog ad upadate-an postingan kamu.
Alhamdulillaaahh..
Sekali lagi selamat yaaa...
:D
hahaha, iya kamu dah wisuda ya?
selamat ya... :)
beluum,,aQ belum wisuda.
masi nyari dosen buat ACC jilid nih.
Hehe,,,
Insyaallah maret baru bisa wisuda..
Post a Comment